PERAN SISWA DALAM BERTINDAK BELAJAR, MENCAPAI HASIL BELAJAR DAN MENGGUNAKAN HASIL BELAJAR
Posted in Tugas Kuliah 0 comments
assalamu alaikum bloggers,seperti biasa gua hadir lagi buat jadi pahlawan penyelamat para kaum-kaum mahasiswa yg malas buat kerja tugas hahah.. postingan dibawah ini mengenai makalah pada kuliah " Belajar dan Pembelajaran" Prodi PGSD, judulnya yag yg diatas itu.. smoga sukses :)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Siswa adalah salah satu komponen
manusiawi yang menempati posisi penting dalam proses pembelajaran karena siswa
sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin
mencapainya secara optimal. Dalam konsep pendidikan Islam, siswa (peserta
didik) adalah makhluK yang sedang berada dalam proses perkembangan dan
pertumbuhan menurut fitrahnya masing-masing. Mereka memerlukan bimbingan dan
pengarahan yang konsisten menuju ke arah titik optimal kemampuan fitrahnya.
Jadi, dalam proses pembelajaran yang diperhatikan pertama kali adalah siswa,
bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu menentukan
komponen-komponen yang lainnya.
B.
TUJUAN
Untuk mengetahui secara jelas
apakah peran siswa dalam bertindak belajar serta metode-metode yang digunakan
agar siswa mampu mencapai hasil belajar secara maksimal dan menggunakan hasil
belajar tersebut .
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peranan
siswa
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, murid berarti orang
(anak yang sedang berguru (belajar, bersekolah). Sedangkan menurut Prof. Dr.
Shafique Ali Khan, murid (pelajar) adalah orang yang datang ke suatu lembaga
untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe pendidikan. Seorang
pelajar adalah orang yang mempelajari ilmu pengetahuan berapa pun usianya, dari
mana pun, siapa pun, dalam bentuk apa pun, dengan biaya apa pun untuk
meningkatkan intelek dan moralnya dalam rangka mengembangkan dan membersihkan
jiwanya dan mengikuti jalan kebaikan.Murid atau anak didik adalah salah satu
komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar-mengajar.
Di dalam proses belajar-mengajar, murid sebagai pihak yang ingin meraih
cita-cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Murid
akan menjadi faktor penentu, sehingga dapat mempengaruhi segala sesuatu yang
diperlukan untuk mencapai tujuan belajarnya.Komponen–komponen pendidikan yang lain sangat
bergantung kepada kondisi siswa.
Materi yang diperlukan, metode
yang akan digunakan, media yang akan dipakai, semua itu harus disesuaikan
dengan karakteristik siswa. Itulah sebabnya siswa menjadi subyek dalam proses
pembelajaran. Dalam pandangan modern, siswa tidak hanya dianggap sebagai obyek
atau sasaran pendidikan, melainkan juga harus diperlakukan sebagai subyek
pendidikan, dengan cara melibatkan mereka dalam memecahkan masalah dalam proses
belajar mengajar. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus mampu
mengorganisasikan setiap kegiatan pembelajaran dan menghargai anak didiknya
sebagai subyek yang memiliki potensi.
Dengan demikian, siswa diharapkan
lebih aktif dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di
sini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental. Aktivitas belajar
siswa dapat digolongkan ke dalam beberapa hal, yaitu:
a. Aktivitas visual (visual
activities) seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen, dan demonstrasi
b. b. Aktiviatas lisan (oral
activities) seperti bercerita, membaca sajak, tanya jawab, diskusi dan menyanyi
c. Aktivitas mendengarkan (listening
activities) seperti mendengarkan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan
penjelasan guru, ceramah, pengarahan
d. Aktivitas gerak (motor
activities) seperti senam, atletik, menari,
melukis
melukis
e. Aktivitas menulis (writing
activities) seperti mengarang, membuat
makalah, membuat surat.
makalah, membuat surat.
Setiap jenis aktivitas tersebut
di atas memiliki kadar atau bobot yang berbeda bergantung pada segi tujuan yang
akan dicapai dalam proses pembelajaran. Yang jelas, aktivitas belajar siswa
hendaknya memiliki kadar atau bobot yang lebih tinggi. Aktivitas belajar siswa
dapat dilakukan secara individual dalam arti siswa di kelas dituntut untuk
melakukan kegiatan belajar masing-masing, dapat dilakukan secara klasikal
artinya setiap siswa mempelajari hal yang sama dalam waktu yang sama dan cara
yang sama dan dapat dilakukan secara kelompok artinya siswa dihimpun dalam satu
kelompok dan setiap kelompok diberi masalah oleh guru untuk
dipecahkan bersama-sama.
dipecahkan bersama-sama.
Dalam kaitannya dengan aktifitas
siswa, tugas-tugas yang harus dilakukan siswa secara umum menurut al-Ghazali
antara lain adalah:
a. Belajar sebagai sarana ibadah
kepada Allah.
b. Semampu mungkin siswa mengurangi
ketergantungan dirinya.
c. Bersifat rendah hati
d. Harus mempelajari ilmu
pengetahuan yang terpuji baik ilmu agama
maupun dunia.
maupun dunia.
e. Siswa perlu mengetahui nilai
pengetahuan dari segi manfaat yang ia
peroleh.
peroleh.
Tugas
Murid di sekolah
Selain guru, murid pun mempunyai tugas
untuk menjaga hubungan baik dengan guru maupun dengan sesama temannya dan untuk
senantiasa meningkatkan keefektifan belajar bagi kepentingan dirinya sendiri.
Adapun tugas tersebut ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek yang berhubungan
dengan belajar, aspek yang berhubungan dengan bimbingan, dan aspek yang
berhubungan dengan administrasi.
1.
Aspek yang berhubungan dengan belajar
Kesalahan-kesalahan
dalam belajar sering dilakukan murid, bukan saja karena ketidaktahuannya,
tetapi juga disebabkan oleh kebiasaan-kebiasaannya yang salah. Adalah menjadi
tugas murid untuk belajar baik yang menghindari atau mengubah cara-cara yang
salah itu agar tercapai hasil belajar yang maksimal.
Hal-hal yang harus diperhatikan murid agar
belajar menjadi efektif dan produktif, di antaranya:
·
Murid
harus menyadari sepenuhnya akan arah dan tujuan belajarnya, sehingga ia
senantiasa siap siaga untuk menerima dan mencernakan bahan. Jadi bukan belajar
asal belajar saja.
·
Murid
harus memiliki motif yang murni (intrinsik atau niat). Niat yang benar adalah
“karena Allah”, bukan karena sesuatu yang ekstrinsik, sehingga terdapat
keikhlasan dalam belajar. Untuk itulah mengapa belajar harus dimulai dengan
mengucapkan basmalah.
·
Harus
belajar dengan “kepala penuh”, artinya murid memiliki pengetahuan dan
pengalaman-pengalaman belajar sebelumnya (apersepsi), sehingga memudahkan
dirinya untuk menerima sesuatu yang baru.
·
Murid
harus menyadari bahwa belajar bukan semata-mata mengahafal. Di dalamnya juga
terdapat penggunaan daya-daya mental lainnya yang harus dikembangkan sehingga
memungkinkan dirinya memperoleh pengalaman-pengalaman baru dan mampu memecahkan
berbagai masalah.
·
Harus
senantiasa memusatkan perhatian (konsentrasi pikiran) terhadap apa yang sedang
dipelajari dan berusaha menjauhkan hal-hal yang mengganggu konsentrasi sehingga
terbina suasana ketertiban dan keamanan belajar bersama dan/atau sendiri.
·
Harus
memiliki rencana belajar yang jelas, sehingga terhindar dari perbuatan belajar
yang “insidental”. Jadi belajar harus merupakan suatu kebutuhan dan kebiasaan
yang teratur, bukan “seenaknya” saja.
·
Murid
harus memandang bahwa semua ilmu (bidang studi) itu sama penting bagi dirinya,
sehingga semua bidang studi dipelajarinya dengan sungguh-sungguh. Memang
mungkin saja ada “beberapa” bidang studi yang ia “senangi”, namun hal itu tidak
berarti bahwa ia dapat mengabaikan bidang studi yang lainnya.
·
Jangan
melalaikan waktu belajar dengan membuang-buang waktu atau bersantai-santai.
Gunakan waktu seefesien mungkin dan hanya bersantai sekadar melepaskan lelah
atau mengendorkan uraf saraf yang telah tegang dengan berekreasi.
·
Harus
dapat bekerja sama dengan kelompok/kelas untuk mendapatkan sesuatu atau
memperoleh pengalaman baru dan harus teguh bekerja sendiri dalam membuktikan
keberhasilan belajar, sehingga ia tahu benar akan batas-batas kemampuannya.
Meniru, mencontoh atau menyontek pada waktu mengikuti suatu tes merupakan
perbuatan tercela dan merendahkan “martabat” dirinya sebagai murid.
·
Selama
mengikuti pelajaran atau diskusi dalam kelompok/kelas, harus menunjukkan
partisipasi aktif dengan jalan bertanya atau mengeluarkan pendapat, bila
diperlukan.
2.
Aspek
yang Berhubungan dengan Bimbingan
·
Semua
murid harus mendapat bimbingan, tetapi tidak semua murid khususnya yang
bermasalah, mempergunakan haknya untuk memperoleh bimbingan khusus. Hal itu
mungkin disebabkan oleh karena berbagai “perasaan” yang menyelimuti murid, atau
karena ketidaktahuannya, dan mungkin juga disebabkan oleh karena guru/sekolah
tidak membuka kesempatan untuk itu, dengan berbagai alasan.
·
Guru
berkewajiban memperhatikan masalah ini dan menjelaskan serta memberi peluang
kepada murid untuk memperoleh bimbingan dan penyuluhan. Jika hal itu telah
disampaikan guru dengan lurus dan benar, maka menjadi tugas muridlah kini untuk
mempergunakan hak-haknya dalam mendapatkan bimbingan/penyuluhan.
·
Kesadaran
murid akan guna bimbingan belajar serta bimbingan dalam bersikap, agar dirinya
dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan serta melaksanakan sikap-sikap yang
sesuai dengan ajaran agama dalam kehidupannya sehari-hari, amat diharapkan. Dan
untuk itu, maka menjadi tugas muridlah untuk berpartisipasi secara aktif,
sehingga bimbingan itu dapat dilaksanakan secara efektif. Keikutsertaan itu dibuktikan,
di antaranya dengan murid harus menyediakan dan merelakan diri untuk dibimbing,
sehingga ia memahami akan potensi dan kemampuan dirinya dalam belajar dan
bersikap. Kesedian itu dinyatakan dengan kepatuhan dan perasaan senang jika
dipanggil atau memperoleh kesempatan untuk mendapat bimbingan khusus.
·
Menaruh
kepercayaan kepada pembimbing dan menjawab setiap pertanyaan dengan sebenarnya
dan sejujurnya. Demikian pula dalam mengisi “lembaran isian” untuk data
bimbingan.
·
Secara
jujur dan ikhlas mau menyampaikan dan menjelaskan berbagai masalah yang
diderita atau dialaminya, baik ketika ia ditanya maupun atas kemauannya
sendiri, dalam rangka mencari pemecahan atau memilih jalan keluar untuk
mengatasinya.
·
Berani
dan berkemauan untuk mengekspresikan atau mengungkapkan segala perasaan dan
latar belakang masalah yang dihadapinya, sehingga memudahkan dan memperlancar
proses penyuluhan.
·
Menyadari
dan menginsafi akan tanggung jawab terhadap dirinya untuk memecahkan
masalah/memperbaiki sikap dengan tenaganya sendiri, sehingga semua perbuatannya
menjadi sesuai dan selaras dengan ajaran Islam.
3.
Aspek yang Berhubungan dengan Administrasi
Aspek
ini berkenaan dengan keturutsertaan murid dalam pengelolaan ketertiban,
keamanan dan pemenuhan kewajiban administratif, sehingga memberikan dukungan
terhadap kelancaran pelaksanaan pengajaran serta keberhasilan belajar itu
sendiri. Tugas murid sehubungan dengan aspek administrasi, meliputi:
a.
Tugas
dan kewajiban terhadap sekolah, yaitu:
1.
Menaati
tata tertib sekolah.
2.
Membayar
SPP dan segala sesuatu yang dibebankan sekolah kepadanya, sepanjang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3.
Turut
membina suasana sekolah yang aman, tertib dan tenteram, di mana suasana
keagamaan menjadi dominan.
4.
Menjaga
nama baik sekolah di manapun ia berada dan menjadi “kebanggaan” baginya
mendapat kesempatan belajar pada sekolah yang bersangkutan.
b.
Tugas
dan kewajiban terhadap kelas, yaitu:
1.
Senantiasa
menjaga kebersihan kelas dan lingkungannya.
2.
Memelihara
keamanan dan ketertiban kelas sehingga suasana belajar menjadi aman, tenteram
dan nyaman.
3.
Melakukan
kerja sama yang baik dengan teman sekelasnya dalam berbagai urusan dan
kepentingan kelas serta segala sesuatunya dilakukan dengan cara musyawarah dan
mufakat.
4.
Memelihara
dan mengembangkan semangat dan solidaritas, kesatuan dan kebanggaan, suasana
keagamaan dalam kelas, sehingga memberi peluang untuk mengaktualisasikan
ajaran-ajaran Islam dan berlomba-lomba untuk kebaikan.
c.
Tugas
dan kewajiban terhadap kelompok, yaitu:
1.
Membentuk
kelompok belajar bersama untuk memperoleh berbagai pemahaman dan pengalaman
dalam mempelajari bahan pelajaran melalui penelaahan dan diskusi kelompok.
2.
Mengembangkan
pola sikap keagamaan dan mempergunakan waktu senggang untuk belajar bersama,
bersilaturrahmi dengan keluarga dan anggota kelompoknya dan saling membantu,
serta melakukan berbagai kegiatan yang bersifat rekreatif, sehingga terwujud
rasa ukhwah Islamiah di antara mereka.
3.
Memelihara
semangat dan soladaritas kelompok, saling mempercayai dan saling menghargai
akan kemampuan masing-masing anggota kelompok, sehingga belajar menjadi lebih
terarah dan bermakna bagi diri masing-masing.
B.
Faktor
yang mempengaruhi minta belajar siswa
Selain itu ada perlu adanya upaya
atau usaha untuk meningkatkan minat siswa dalam belajar agar dapat mencapai
hasil belajarnya secara maksimal dan menggunakan hasil belajar tersebut secara
maksimal pula. Menurut Abdullah (1989), ada beberapa yang
mempengaruhi minat sesorang terhadap mata pelajaran tertentu, sebagai contoh
pada materi pelajaran IPA-biologi. Secara keseluruhan faktor tersebut
digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu faktor eksternal (faktor yang
berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal (faktor yang berasal dari
dalam diri siswa).
Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi minat siswa dalam mata
pelajaran IPA-Biologi, yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah
faktor kurikulum, faktor dari dalam diri siswa, faktor metode mengajar, faktor
guru, serta sarana dan prasarana. Untuk lebih jelasnya, pengaruh dari
masing-masing faktor tersebut minat belajar IPA-Biologi siswa dapat diuraikan
sebagai berikut :
a. Faktor
Kurikulum
Arah
pengembangan pengajaran mata pelajaran IPA-Biologi pada masa mendatang tidak
dapat terlepas dari tujuan dan fungsi kurikulum yang berlaku saat ini, yaitu
kurikulum 1994. Pada Kurikulum 1994 terdapat beberapa fungsi pelajaran
IPA-Biologi khususnya di tingkat Sekolah Dasar, adalah :
1. Membantu
siswa memahami konsep-konsep IPA-Biologi.
2. Membantu
mengembangkan sikap ilmiah dalam memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari.
3. Membantu
menggunakan dan mengembangkan keterampilan proses dalam mempelajari
konsep-konsep IPA-Biologi.
4. Membantu
siswa dalam menerapkan konsep-konsep IPA-Biologi yang dibantu ilmu dasar
lainnya dan dikembangkan dalam teknologi.
5.
Membantu siswa memahami
keteraturan kehidupan makhluk hidup sehingga menimbulkan rasa kagum dan cinta
kepada Allah Yang Maha Kuasa.
6. Membantu
persiapan siswa untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
7. Meningkatkan
kesadaran siswa akan pentingnya menjaga sumber kelestarian daya alam dan
lingkungan hidup
Siswa
adalah sekelompok manusia yang akan diajar, dibimbing, dan dibina menuju
pencapaian tujuan belajar yang ditentukan. Siswa juga mempunyai peranan dalam
proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar terjadi interaksi
antara guru dan siswa, dan antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya,
yaitu terjadinya saling tukar informasi dan pengalaman mengarah kepada
interaksi proses belajar mengajar yang optimal (Ali, 1993).
Proses
belajar mengajar menurut konsep ini, siswa menggunakan seluruh kemampuan dasar
yang memilikinya sebagai dasar untuk melakukan berbagai kegiatan agar
memperoleh prestasi belajar yang optimal. Dalam hal ini, fungsi guru dalam
proses belajar mengajar seperti diungkapkan oleh Sardiman (1992) adalah :
1. Mencari
perangsang atau motivasi agar siswa mau melakukan satu tujuan tertentu.
2. Mengarahkan
seluruh kegiatan belajar kepada suatu tujuan tertentu
3. Memberi
dorongan agar siswa mau melakukan seluruh kegiatan yang mampu dilakukan untuk
mencapai tujuan.
c. Faktor
Metode Mengajar
Mengajar
atau mentransfer ilmu dari guru kepada siswa memerlukan suatu teknik atau
metode tertentu. Metode tersebut dengan istilah metode mengajar. Dalam dunia
pendidikan telah dikenal berbagai metode mengajar yang dapat digunakan. Di
sekolah atau lembaga pendidikan tertentu terdapat banyak mata pelajaran dan
tiap mata pelajaran mempunyai tujuan-tujuan tersendiri. Untuk mencari
tujuan tersebut setiap guru harus memilih metode mengajar yang manakah yang
paling tepat untuk mata pelajaran atau pokok bahasan yang akan diajarkannya.
Hal tersebut disebabkan karena tidak semua pokok bahasan cocok untuk diterapkan
satu mata pelajaran atau pokok bahasan. Oleh karena itu, guru yang mampu
menggunakan berbagai metode pengajaran dan menerapkannya dalam proses belajar
mengajar akan dapat meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa (Roestiyah,
1993).
d. Faktor
Guru
Guru merupakan jabatan atau
profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan
oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang
guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional
yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu
pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu.
Guru
merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu
peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik
perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas
pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab
terhadap disiplin ilmu yang diembannya.
Penggunaan
alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi utama (Nasution,
1990), yaitu :
1. Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis hanya dalam bentuk
kata-kata atau lisan belaka.
2. Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu, daya indra seperti objek terlalu besar dapat
digantikan dengan gambar, film, atau model.
3. Dengan
menggunakan media pengajaran secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap
pasif siswa, dan
4. Dengan
sikap yang unik untuk tiap siswa dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda,
sedangkan kurikulum materi pelajaran yang ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru akan banyak mengalami kesulitan jika harus diatasi sendiri.
Jika hal-hal diatas telah
diterapakn dan tercapai dan para siswa dan siswi memahami maka dengan mudahnya
mereka dapat mencapai dan menggunakan hasil belajar yang telah mereka pelajari
selama ini dengan baik sesuai dengan tujuannya masing masing.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi seorang siswa akan dengan mudah dalam belajar, mencapai hasil
belajar serta menggunakan hasil belajarnya tersebut tidak hanya semata atau
tegantung pada diri mereka sendiri tapi perlu adanya dukunga dari berbagai
factor baik eksternal maupun internal. Faktor eksternal itu diantaranya faktor
kurikulum, faktor guru,faktor lingkungan, faktor alat dan metode mengajar. Hal
tersebut harus ada untuk menunjang para siswa dan siswi agar dapat sebaik
mungkin dan semaksimal mungkin dalam belajar, mencapai hasil belajar serta
menggunakan hasil belajarnya.
DAFTAR PUSTAKA
______. 2012. Faktor yang
mempengaruhi minat belajar. (Online).(http://www.sarjanaku.com/2012/11/faktor-yang-mempengaruhi-minat-belajar.html).
Diakses tanggal 8 Januari 2013
______. 2011. Pengertian dan
tugas murid. (Online).(http://goooo.blogdetik.com/2011/02/16/pengertian-dan-tugas-murid/).
Diakses tanggal 8 Januari 2013
______. 2012. Fungsi siswa dalam
proses pembelajaran. (Online).(http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2244269-fungsi-siswa-dalam-proses-pembelajaran/).
Diakses tanggal 8 Januari 2013